Oleh: Megawati Lubis
Dewasa ini, tak jarang kita lihat keluarga-keluarga memanfaatkan teknologi di sembarang waktu dan tempat. Lihatlah, saat mereka mau makan bersama pun yang tujuannya untuk membangun kebersamaan terus saja memanfaatkan teknologi digital. Di tempat makan (restoran, cafe, warung lesehan dan lainnya) tersebut, si ayah asyik ber-SMS (short mesenger service)-an ria, ibu juga demikian. Sementara anak-anak sibuk pula bermain game atau melakukan percakapan dengan temannya via WhatsApp. Apa yang terjadi? Dalam kebersamaan pun terjadi isolasi diri. Begitu merasuknya kemajuan teknologi, sehingga niat membangun kebersamaan dengan makan bersama didistorsi oleh teknologi.
Damhuri Muhammad menulis: “Generasi yang lahir di era 1980 hingga 2000-an adalah generasi yang tumbuh di lingkungan yang serba digital. Mereka meluncur ke bumi ketika dunia internet telah merajalela. Hampir semua aktivitas dijembatani oleh internet. Gawai adalah perkakas. Jagat maya adalah napas”. (Kompas, Selasa, 14 Juni, 2016, Halaman 7). Jika anak-anak dibiarkan berselancar di dunia maya tanpa kendali, boleh jadi akan “lahir” generasi maya: fisiknya bersama keluarga, jiwanya entah ke mana.
Marc Prensky (2001) menyebut mereka sebagai generasi digital native. Bila anak-anak yang terbiasa berbincang dengan Ibu-Bapaknya via WhatsApp meski mereka berada di ruang yang sama disebut digital native, maka orangtua atau generasi di atas usia mereka adalah kaum digital immigrant. Mereka ini lahir di zaman analog, tetapi lebih banyak yang kepayahan karena generasi masa kini tidak bisa lagi memahami fitur-fitur analog dalam bahasa mereka.
Teknologi digital dewasa ini telah jadi kebutuhan hidup. Teknologi apa pun seperti pisau bermata dua: dapat digunakan untuk hal-hal positif juga negatif. Man behind the tocnology.
Kesadaran
Tentu saja, kesadaran yang tepat saat penggunaan teknologi di era digital ini menjadi titik berat dalam memfilter berbagai dampak negatif perkembangannya. Orangtua dan masyarakat seyogianya mengiringi langkah anak-anak dunia maya ini sehingga tidak jadi “si anak hilang”.
Era digital telah mengubah cara pandang seseorang dalam menjalani kehidupan yang serba canggih. Kehadiran teknologi digital, memunculkan berbagai macam teknologi baru yang membantu kita dengan kemudahan dalam mengakses informasi. Dampak positif yang bisa dirasakan adalah mempermudah arus komunikasi dan informasi, perkembangan perubahan dari sudut pandang bisnis karena lebih mudah, murah, praktis, dan dinamis dalam berkomunikasi.
Di sisi lain, semakin berkembangnya teknologi justru membawa banyak kekecewaan dalam keluarga: teralienasi maupun mengalienasi diri. Perkembangan teknologi digital membuat perubahan besar kepada seluruh dunia termasuk ke dalam keluarga, dari mulai membantu mempermudah segala urusan hingga membuat masalah baru karena tidak bisa menggunakan fasilitas digital yang semakin canggih dengan baik dan benar.
Kolumnis M Burhanuddin (2016) mencatat, generasi digital native membangun gaya, perilaku dan bahasa-bahasa baru dalam alur komunikasi dan interaksi yang cepat, masif, dan penuh fantasmagoria. Mereka mengubah tatanan nilai dan gaya hidup jadi serba digital. Jumlah mereka sangat besar, dan akan jadi yang terbesar di Indonesia pada 2030. Bila menggunakan istilah Manuel Castells (1996), pertumbuhan generasi digital native dapat dianalogikan seperti rhizome, tumbuhan yang berkembang dengan cara menjalar ke segala arah.
Tekonologi Informasi (TI) yang membawa berkah hanya dimungkinkan bila manusia memanfaatkannya kepada hal-hal yang membawa kebaikan. Alih-alih mendapat berkah dari TI, justru tulah yang datang, bila orangtua dan masyarakat tidak mewaspadainya.
Seyogianya pula di setiap sekolah dan desa ada orang-orang yang terus-menerus mengingatkan dampak positif dan negatif TI agar kemajuan teknologi menjadi tuah. Artinya masyarakat perlu memahami betapa teknologi diciptakan untuk kemudahan, kenyamanan, kebaikan dan kebahagiaan umat manusia, bukan malah menyengsarakannya.
Secara Sehat
Dengan demikian, para pengguna baik remaja maupun orang dewasa berinternet, secara sehat. Sehingga kemajuan teknologi yang tak mungkin dihambat jadi tuah bagi kehidupan.
Teknologi multimedia telah mengejawantah lewat internet dan variannya. Komputer yang awalnya untuk mengetik, menyimpan data, berhitung dan lainnya, sejak dua dasawarsa ini telah bertambah fungsi dan kegunaannya. Dampak yang ditimbulkannya, manusia makin cerdas, berani dan agresif di satu sisi. Di sisi lain, masyarakat makin individualistis, kurang peka dan mau menang sendiri.
Untuk itu diperlukan peran dunia pendidikan: pihak sekolah bekerjasama dengan orangtua dalam berbagai program. Tujuannya agar peserta didik memperoleh wawasan lebih mendalam tentang dunia TI. Misalnya program parent teaching dengan menghadirkan pembicara yang kompeten di bidangnya. Pembicara boleh orangtua siswa yang berkompeten ataupun mentor yang diundang. Dengan parent teaching orangtua yang hadir maupun siswa mendapat informasi tentang memanfaatkan teknologi digital secara sehat (tidak di sembarang tempat dan waktu), situs-situs apa saja yang bermanfaat dan lain sebagainya.
Demikian pula dengan program mabit motivasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran beribadah, belajar, makan bersama dan sebagainya. Atau, memberikan masukan tentang jadwal pelajaran yang dirasa terlalu padat, pelajaran yang dirasa berat-berat di tempatkan pada hari yang sama. Program mabit motivasi ini dapat diselenggarakan dengan memanfaatkan TI.
Sejalan dengan itu, kegiatan market day yang untuk melatih peserta didik sejak dini tentang wirausaha juga dapat menggunakan TI. Acara seperti bazar, melibatkan peserta didik menyiapkan kebutuhan untuk dijual di sekolah. Sekolah menyiapkan tenda dan tempat, peserta didik hanya menyiapkan kebutuhan bahan mentah, kemudian mengolahnya hingga siap dijual. Kebutuhan-kebutuhan untuk bazar tersebut dapat dicari melalui internet.
Lebih Efektif
Pelaksanaan program career day pun akan lebih efektif mendorong pemanfaatan teknologi digital secara sehat. Career day adalah kegiatan bersifat keahlian yang diberikan sesuai dengan profesi orangtua peserta didik. Orangtua peserta didik yang memiliki keahlian profesi ikut terlibat dan berpartisipasi di sekolah.
Karir orangtua siswa dipresentasikan (tentu saja dengan bantuan TI) di kelas untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang berkaitan dengan materi pelajaran. Sebagai contoh, orangtua peserta didik yang berprofesi sebagai dokter gigi dapat dilibatkan untuk memberikan sosialisasi tentang cara menyikat gigi yang benar kepada peserta didik pada pembelajaran penjaskes (pendidikan jasmani kesehatan). Program ini cukup diminati karena peserta didik diajarkan langsung oleh ahli yang sesuai dengan profesinya misalnya dokter, arsitek dan lain-lain.
Partisipasi keahlian dalam career day tidak saja berguna buat siswa, juga sangat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran khusus yang berkaitan dengan profesi tertentu.
Dengan melaksanakan program ini peserta didik juga merasa senang karena langsung bertemu orangtua yang memiliki profesi tertentu dan juga memotivasi peserta didik untuk meraih cita-cita.
Program family gathering, kegiatan rekreasi bersama-sama dengan keluarga yang biasanya dilaksanakan setelah ujian akhir atau kenaikan kelas juga dapat berfungsi untuk penguatan tentang pemanfaatan teknologi digital secara sehat. Pengumpulan biaya setelah dimusyawarahkan melalui forum komite kelas dapat memanfaatkan TI untuk tercapainya target.
Demikianlah, seiring dengan perkembangan teknologi multimedia yang merupakan konfergensi dari cabang-cabang teknologi, maka terbukalah berbagai bidang disiplin ilmu lainnya. Kalau sebelum ditemukannya teknologi multimedia, betapa repot dan mahalnya untuk mengakses informasi. Sekarang tidak lagi.
Kemudahan tersebut, bila tidak kita (sekolah, orangtua dan masyarakat) mewaspadainya akan menggiring peserta didik menjadi anak-anak dunia maya. Anak-anak yang berselancar di dunia maya jika tidak didampingi pengetahuan hanya akan melahirkan anak-anak maya, fisiknya bersama kita tetapi jiwanya entah ke mana.
Penulis adalah Ibu Rumah Tangga dan Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Medan Area Medan